DKP Apresiasi Rekomendasi TACB untuk Jadikan Gedung Kesenian Palembang sebagai Cagar Budaya

Palembang, Poskita.id – Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) , Muhamad Nasir, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang yang menetapkan Gedung Balai Pertemuan, atau yang dikenal sebagai Gedung Kesenian Palembang, sebagai salah satu Cagar Budaya.

Keputusan ini disebut Nasir sebagai langkah monumental untuk memastikan warisan seni dan budaya kota terus hidup dan dikenang oleh generasi yang akan datang.

“Rekomendasi ini bukan sekadar penghargaan, tetapi bukti nyata bahwa Palembang memiliki komitmen kuat dalam menjaga jejak sejarah budayanya. Gedung Kesenian Palembang bukan hanya bangunan, tetapi simbol perjuangan dan perkembangan seni di kota ini,” ujar Nasir, di Gedung Kesenian Palembang, Rabu (6/11/2024).

Gedung Kesenian Palembang telah menjadi saksi bisu berbagai pementasan, karya seni, dan kegiatan budaya selama puluhan tahun.

Keberadaannya tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya para seniman, namun juga sebagai pusat kreativitas dan ekspresi budaya Palembang. Menurut Nasir, gedung ini merupakan bagian penting dari identitas masyarakat Palembang yang layak dijaga dan dilestarikan.

Nasir juga menambahkan bahwa DKP siap mendukung segala upaya pelestarian dan pengembangan Gedung Kesenian sebagai Cagar Budaya.

“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan TACB, pemerintah, serta komunitas seni lainnya agar Gedung Kesenian ini tetap menjadi ruang yang hidup dan inspiratif bagi seniman dan masyarakat. Semoga penetapan ini mendorong lebih banyak dukungan dan perhatian pada situs-situs bersejarah lainnya di Palembang,” tuturnya.

Sebagai Ketua Dewan Kesenian Palembang, Nasir mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan merawat warisan budaya yang dimiliki kota ini. Dia berharap, dengan status Cagar Budaya, Gedung Kesenian Palembang dapat terus memancarkan semangat seni dan budaya, tidak hanya bagi Palembang, tetapi juga sebagai kebanggaan bagi Sumatra Selatan.

“Mari kita jaga dan lestarikan warisan ini, agar kisah dan nilai yang terkandung di dalamnya bisa terus diwariskan dari generasi ke generasi,” pungkas Nasir. (fly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *