PALEMBANG- Ratusan siswa-siswi dari TK Khalifah 27 dan SD-SMP Islam Al Alifah, mengikuti ujian munaqosyah Tartil dan tahfidz Qur’an juz 1,3,4,5,6, dan 30 menggunakan metode Ummi. Dalam pelaksanaan di lapangan, para peserta ini akan diuji langsung oleh trainer Ummi Foundation, Fatkrul Razhi M.Pd yang didatangkan langsung dari Surabaya. Bahkan dari hasil tersebut, semua siswa yang ikut tadi dinyatakan lulus semua atau 100 persen.
Dimana, menurut Fatkrul, munaqosah sendiri merupakan ujian akhir seluruh kegiatan akademik Tartil & Tahfiz Quran (TTQ) yang dilaksanakan oleh semua siswa yang telah penuhi persyaratan. Adapun dalam praktek, ini dilakukan di hadapan tim penguji external yang dilaksanakan selama 2 hari.
Dari hasil awal tersebut, 100 persen ini telah melampaui passing grade yang ditetapkan. Setelah ini dilanjutkan ke uji publik atau Imtihan. Yang mana si peserta yang hafal Al Quran dan kemampuan membaca ini akan diuji secara terbuka dengan diuji langsung oleh orang tua dan wali dari anak tersebut.
Sebelumnya diberlangsungkan, siswa ini sudah mengikuti try out atau Muraja’ah yang dibimbing para guru.
Adapun untuk materi yang akan diberi dalam imtihan tersebut meliputi hafalan surat, tajwid dasar dan Gharaibul Al Quran. Tentu saja, ini tetap mengikuti aspek fasohah dan Tartil Al Qur’an.
“Ini merupakan tolok ukur keberhasilan siswa yang dimaksud. Dimana munaqosyah, Khotmul Quran dan Imtihan merupakan tahapan yang dinantikan oleh semua siswa, sehingga menjadi sangat penting,” terang Fatkrul Razhi M.Pd.
Menurut Fatkrul tadi, pembelajaran TTQ juga pola pembelajaran intrakurikuler yang setiap pekan dilakukan dalam lima kali tatap muka dengan durasi satu jam di tiap pertemuan. Seperti pelajaran lain yang ada ujian akhir sekolah dan UKK, maka kedudukan pembelajaran TTQ ini juga kedudukannya sama. Terkait dengan metode Ummi sendiri, diakuinya tidak memberatkan. Tapi titik beratnya pada asepk mengajar yang sangat mudah, menyenangkan dan menyentuh hati.
Tidak itu saja, dalam prakteknya akan membuat anak tidak bosan yang rasio tersebut satu guru untuk 12 siswa ini. Adapun bagi para guru juga mereka ini yang sudah memiliki sertifikat guru Al Qur’an. Tidak hanya itu saja, Metode Ummi ini punya kelebihan yakni guru yang bermutu dan persentase 60 persen, metode yang bermutu 20 persen serta sistem yang berbasis mutu 20 . Di sini peran guru sangat penting bertugas supaya menghasilkan siswa yang berkualitas.
Bahkan semu guru yang ada, sejauh ini sudah mengikuti pembinaan, pelatihan dan standarisasi Ummi.
“Jadi semuanya ini saling terkait dan berkesinambungan. Mulai dari guru yang menjadi pendidik memiliki peran yang sangat krusial. Oleh karena itulah menjadi tulang punggung dari metode Ummi tersebut. Metode dan Sistem yang baik, tentunya akan mendukung dari lahirnya siswa yang berkualitas dari sisi keilmuan dan keimanannya,” terangnya.
Untuk itu, Fathur juga mengungkapkan bahwa Sekolah Khalifah Alifah yg berada di Jl. Pangeran Ratu ini merupakan lembaga dan pihak pertama yang merintis MoU metode Ummi dengan Ummi Foundation Surabaya pertama di Palembang bahkan di SumSel,” tegasnya.
Pembina Yayasan Pendidikan Islam Global Indo Perkasa H Satriyani Okbri MT mengungkapkan, khataman serta Imtihan ini sendiri merupakan puncak rangkaian dari tujuh program dasar pembelajaran Alquran Metode Ummi. Diantaranya Tasbih, Tahsin, Coaching, supervisi, sertifikasi dan Munaqosyah tersebut.
“Untuk itu, kami juga menyampaikan selamat dan bangga kepada peserta Khotmul Qur’an dan Imtihan termasuk orangtua atau wali, peserta didik, serta para guru atas prestasinya di dalam pendidikan Al Qur’an tersebut. Untuk itu, kami berkomitmen untuk selalu senantiasa berjuang dan berinovasi di dunia pendidikan Islam secara lebih maksimal,” ungkapnya lugas.
Di samping itu, sebagaimana visi dan misi dari sekolah sendiri, pihaknya jua akan senantiasa Istiqomah dalam upaya dan ikhtiar menjadikan Al Qur’an sebagai pondasi utama pendidikan sekaligus juga lembaga pendidikan yang bisa berdiri di semua golongan tersebut. “Untuk itulah, saya juga bertekad agar ke depannya semakin banyak siswa dan anak didik untuk belajar dan juga memahami Al Qur’an secara total.
Sementara Koordinator Tahfidz, Malik Abdul Hakim mengatakan, semua ini bentuk kerjasama yang baik sekaligus keberhasilan anak didik dalam proses pembelajaran, khususnya dalam Tartil dan tahfidz Qur’an. Bahkan sebelum di tahap ini, terlebih dahulu para peserta ini mendalami metode Ummi selama satu Minggu penuh.
“Alhamdulillah, hasilnya bisa kita lihat bersama pada saat pelaksanaan Munaqosah yang juga dihadiri orangtua dan wali murid tersebut,” pungkasnya.
Comment