Palembang, Poskita.id – Berdasarkan pemutakhiran BMKG Sumsel sampai dengan awal Oktober, 50% wilayah di Sumsel telah memasuki Musim Hujan.
Sebagian besar lainnya dalam periode Masa peralihan dari kemarau ke musim hujan karena secara kumulatif curah hujan dasarian belum memenuhi kriteria sebagai musim hujan.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Dr Wandayantolis mengatakan periode transisi ditandai dengan pola cuaca yang berubah dengan cepat.
“Faktor pendorong utama berupa monsoon baratan yang masih lemah menyebabkan pembentukan hujan lebih dipengaruhi oleh faktor lokal. Dampaknya, terbentuk hujan dengan intensitas sedang ke lebat secara tiba-tiba dan terjadi tidak merata di wiayah Sumsel,” ujar dia.
Pada periode transisi juga terjadi peningkatan potensi terjadinya angin kencang, puting beliung dan hujan meski meski cukup jarang.
Terjadinya curah hujan yang dengan intensitas sedang hingga lebat dapat memicu terjadinya genangan pada wilayah perkotaan terkait kemampuan drainase yang ada. Pada wilayah dengan topografi lereng dan bukit perlu mmewaspadai potensi longsor.
Ada pun pada DAS, diharapkan dapat memantau kenaikan muka air sungat pada saat terjadi hujan dengan durasi yang lebih dari 1 jam.
Ia berharap semua pihak waspada dalam memitigasi adanya potensi bencana hidrometeorologis tersebut. Kepada masyarakat untuk tidak panik dan hanya mengakses informasi resmi dari kanal pemerintah setempat. (FA)