Palembang, Poskita.id – Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan inflasi pada Juni 2025 sebesar 0,08% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,35% (mtm).
Berdasarkan data BPS Sumsel, secara tahunan, inflasi Sumsel juga menunjukkan tren peningkatan menjadi 2,44% (yoy) dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,33% (yoy), tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1%.
Perkembangan tersebut juga sejalan dengan inflasi nasional yang juga meningkat menjadi sebesar 1,87% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,60% (yoy).
Kenaikan inflasi pada bulan laporan terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada beberapa komoditas strategis, antara lain beras, daging ayam ras, emas perhiasan, cabai rawit, dan telur ayam ras dengan andil (mtm) pada setiap komoditas secara berturut-turut adalah sebesar 0,08% (mtm), 0,06% (mtm), 0,05% (mtm), 0,03% (mtm), dan 0,03% (mtm).
Peningkatan harga beras disebabkan oleh berkurangnya pasokan seiring dimulainya periode musim tanam, yang berdampak pada menurunnya ketersediaan beras di pasar.
Namun demikian, panen raya padi yang diperkirakan berlangsung pada Agustus hingga Oktober 2025 diharapkan dapat kembali menyeimbangkan pasokan dan meredakan tekanan harga.
Sementara itu, harga daging ayam ras mengalami kenaikan yang didorong oleh tingginya permintaan konsumsi masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga, kegiatan sosial, maupun acara kebersamaan, di tengah tekanan dari kenaikan harga pakan ternak dan Harga Pokok Produksi (HPP) ayam hidup (livebird).
Harga emas perhiasan juga meningkat seiring dengan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pelemahan nilai tukar dolar AS, yang turut mendorong kenaikan harga emas global.
Ada pun kenaikan harga cabai rawit dipicu oleh permintaan yang meningkat di tengah kendala distribusi akibat cuaca yang kurang bersahabat, sementara harga telur ayam ras turut naik karena tingginya permintaan masyarakat serta kenaikan biaya produksi akibat harga pakan ternak yang lebih tinggi.