Palembang, Poskita.id – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi SH MSE menghadiri kegiatan Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Bulan Agustus 2024 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel, di Graha Bina Praja Pemprov Sumsel, Kamis (1/8/2024) siang.
Tampak hadir juga dalam kegiatan tersebut Kepala BPS Provinsi Sumsel, Moh Wahyu Yulianto. Selain rilis Inflasi, BPS juga merilis beberapa indikator juga dirilis oleh BPS yakni Nilai Tukar Petani (NTP), Pariwisata, Transportasi dan Ekspor Impor.
Dalam kegiatan tersebut, pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,11.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palembang sebesar 2,09 persen dengan IHK sebesar 105,82 dan terendah terjadi di Kabupaten Muara Enim sebesar 1,04 persen dengan IHK sebesar 106,69.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,17 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,92 persen; kelompok transportasi sebesar 2,04 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,61 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,86 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,59 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,45 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,40 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,86 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen.
Tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Selatan Bulan Juli 2024 sebesar 0,29 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,35 persen.
Sementara itu Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan bahwa sesuai paparan Kepala BPS Provinsi Sumsel bahwa pada Juli ini Sumsel mengalami deflasi dan Inflasi masih 2 persen lebih.
“Ya tadi sudah dijelaskan Kepala BPS di Bulan Juli kita deflasi. Inflasi kita masih 2 persen sekian masih di bawah nasional. Artinya secara umum inflasi masih terkendali,” jelasnya.
Menurut Elen, sumber-sumber deflasi sifatnya ada yang situasional karena pasokannya berlimpah seperti cabai merah, bawang merah, tomat dan menjadi sumber deflasi.
Begitupun sumber inflasi dikatakan Elen juga bersifat situasional tahunan seperti pendidikan. Namun ada juga yang cukup surprise, yakni emas yang mengalami kenaikan secara terus menerus.
” Karena itu emas menjadi salah satu penyumbang inflasi beberapa bulan belakangan. Satu lagi yang surprise lagi adalah peralatan skincare dan rekreasi,” jelasnya.
Terkait komoditas beras yang menjadi salah satu sumber inflasi, menurut Elen sudah menjadi perhatian pihaknya. Pemprov bahkan sudah menyiapkan beberapa strategi dengan mengundang beberapa perusahaan dan Bulog untuk mendetailkan bagaimana mengendalikan inflasi yang bersumber dari beras.
“Kita siapkan strateginya, mestinya ini bisa tetap kita jaga,” jelasnya.
Selain Inflasi, BPS juga merilis NTP. Dimana Perkembangan Nilai Tukar Petani NTP Sumatera Selatan pada bulan Juli 2024 naik 1,45 persen dibandingkan NTP bulan lalu, yaitu dari 122,40 menjadi 124,18.
Kenaikan NTP Juli 2024 dipengaruhi oleh kenaikan NTP pada sebagian subsektor, dimana masing-masing naik: Tanaman Pangan 2,52 persen; Perkebunan 1,47 persen; Perikanan 0,23 persen dan Perikanan Budidaya 0,91 persen. Sedangkan NTP yang mengalami penurunan yaitu subsektor: Hortikultura sebesar 4,12 persen; Peternakan 1,48 persen dan Perikanan Tangkap 0,20 persen. (YF)