Palembang, Poskita.id – Calon Wali Kota Palembang, Yudha Pratomo Mahyuddin, menghabiskan waktu santainya dengan berdiskusi bersama para seniman dan sejarawan Palembang di Guns Resto, Senin (16/09/2024). Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh seni dan sejarah Palembang, termasuk Anto Narasoma, Ali Goik, Mang Jay, Nasir, Qusoi, dan Iqbal Rudianto (Didit), pemilik Guns Cafe.
Dalam suasana santai namun penuh makna, para seniman menyampaikan keluhan mereka tentang kurangnya dukungan pemerintah terhadap pengembangan seni dan budaya di Palembang. Isu ini telah lama menjadi permasalahan di kalangan seniman lokal.
Qusoi, seorang seniman tarik suara, dengan tegas mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi seni di Palembang. “Jika bicara tentang kesenian di Palembang, ada satu kata: tragis. Tidak ada dukungan nyata dari pemerintah selama ini,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Qusoi juga menyoroti absennya kebijakan formal seperti Peraturan Daerah (Perda) yang secara khusus mendukung kesenian dan kebudayaan di kota ini. Menurutnya, perhatian pemerintah sangat minim, bahkan dalam hal penyediaan fasilitas dasar bagi seniman.
Ali Goik, seniman lagu daerah, turut menyuarakan kekecewaannya. Ia mengkritik para kandidat kepala daerah yang lebih memilih menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan lagu kampanye mereka, alih-alih bekerja sama dengan seniman lokal.
“Ini bentuk nyata ketidakpedulian para calon kepala daerah. Mereka lebih bangga menggunakan AI untuk kampanye daripada mengapresiasi karya seniman lokal,” tegas Ali.
Sementara itu, Anto Narasoma, jurnalis senior dan pemerhati seni, mengungkapkan sisi gelap kehidupan para seniman di Palembang.
“Banyak orang tidak tahu bahwa kehidupan ekonomi seniman di sini sangat memprihatinkan. Padahal, mereka adalah penjaga budaya asli kota ini,” ujar Anto.
Dalam kesempatan tersebut, Iqbal Rudianto (Didit), pemilik Guns Cafe sekaligus seniman lokal, memberikan apresiasi kepada Yudha Pratomo. Menurutnya, Yudha adalah calon Wali Kota pertama yang mau duduk bersama para seniman untuk mendengar langsung keluh kesah mereka.
“Kami sangat mengapresiasi Yudha Pratomo karena dia berani mendengarkan dan memahami kehidupan para seniman dan budayawan di Palembang,” ujar Didit.
Didit juga berharap Yudha bisa melahirkan kebijakan yang mendukung perkembangan seni dan budaya di kota tertua di Indonesia ini. “Kebijakan yang mendukung kehidupan kesenian dan kebudayaan sangat penting untuk masa depan Palembang,” tambahnya.
Setelah mendengar langsung keluhan dari para seniman dan sejarawan, Yudha Pratomo mengaku terkejut dengan kondisi yang mereka hadapi. “Jujur, saya sangat terkejut mendengar betapa mirisnya kehidupan para seniman dan budayawan di Palembang. Ini jelas perlu segera diperbaiki,” tegas Yudha.
Sebagai calon Wali Kota Palembang periode 2024-2029, Yudha Pratomo juga menegaskan komitmennya terhadap pengembangan seni dan budaya. “Kami berkomitmen mendukung penuh seni dan budaya sebagai jangkar utama pembangunan kota Palembang. Seni dan budaya adalah identitas kota ini, dan akan menjadi prioritas dalam kebijakan pemerintah ke depan,” tutupnya. (*)