Palembang, Poskita.id – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatra Selatan bersama Pemerintah Provinsi Selatan menggelar Training of Trainers (ToT) Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), Selasa (28/5/2024) di Hotel The Zuri Palembang.
ToT ini merupakan tindak lanjut sejak peluncuran GSMP Goes to School & Goes to Office pada 25 Februari 2024 lalu.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumsel M Latif mengatakan GSMP merupakan salah satu sinergi dan inovasi dalam pengendalian inflasi pangan, yang sejalan dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), arahan Presiden Republik Indonesia pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 lalu, dimana di dalamnya terdapat program budidaya.
Menurut dia, inflasi Sumsel pada April 2024 tercatat sebesar 3,12% (yoy), lebih tinggi daripada inflasi nasional sebesar 3,00% (yoy).
Berdasarkan data, inflasi volatile food menjadi kelompok inflasi yang paling sering bergejolak, dibandingkan 2 (dua) jenis kelompok inflasi lainnya. Salah satu komoditas yang sering menyumbang andil inflasi Provinsi Sumatera Selatan adalah cabai.
“Hal ini perlu diwaspadai oleh TPID, mengingat sasaran inflasi nasional pada 2024 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 2,5 ± 1 %,” ujar Latif.
Dari pantauan, ToT pada hari ini diikuti oleh Kepala Dinas Pendidikan se-Sumatera Selatan, guru koordinator SMA/SMK se-Sumatera Selatan, Kepala Sekolah SMA/SMK se-Sumatera Selatan, serta Penyuluh Pertanian, baik secara daring maupun luring.
“Setelah ToT ini, para guru diharapkan dapat mendampingi para siswa/i dalam budidaya dari benih dan bibit tanaman cabai yang kami berikan kepada 140 sekolah di Sumatera Selatan,” harap Latif.
Sementara itu Sekda Provinsi Sumsel SA Supriono mengatakan inflasi merupakan salah satu utama Pemerintah.
Tingginya inflasi dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa, yang pada akhirnya, dapat menurunkan daya beli masyarakat dan memengaruhi kesejahteraan masyarakat sehingga harus terus dijaga dan dikendalikan.