Baturaja, Postkita.id – Sebuah gebrakan literasi penuh makna dilakukan oleh SMP Negeri 10 OKU. Sebanyak 364 siswa menulis ungkapan hati secara serentak—bukan soal pelajaran, bukan soal akademik, melainkan curahan tentang apa yang mereka miliki untuk sang ibu kandung.
Tulisan ini bukan sekadar proyek menulis biasa. Di dalamnya tersimpan luapan cinta, rindu, kecewa,marah, hingga harapan, yang selama ini tak pernah terucap langsung kepada ibu mereka.
“Menulisnya di kertas, tanpa mencontek, tanpa bantuan Google, kami memberi waktu seluas-luasnya, semua murni dari hati mereka,” ujar Ismi Zakiyah, M.Pd, Kepala SMPN 10 OKU, dengan penuh kebanggaan.
Ismi bercerita, suasana saat menulis begitu menyentuh. “Ada yang termenung, ada juga yang tiba-tiba menangis, ada yang tersenyum, ketika mereka menulis. Mungkin karena selama ini belum pernah punya ruang untuk mengungkapkan perasaan langsung ke ibunya,” tuturnya.
Proyek ini dimulai sejak November 2024, dilanjutkan dengan proses editing dan layout, hingga akhirnya buku tersebut diterbitkan oleh WAW Media pada Mei 2025. Hasilnya, sebuah buku setebal 374 halaman, yang sarat makna, ungkapan yang penuh kejujuran.
Tak hanya menjadi kebanggaan di lingkungan sekolah, buku ini juga mencuri perhatian Perpustakaan Daerah OKU. Saat ini, sebanyak 30 eksemplar telah dicetak dan siap didistribusikan ke perpustakaan, dan perpustakaan sekolah, serta Dinas Pendidikan.
“Alhamdulillah, ini baru awal. Kami akan memperbanyak cetakan agar bisa dijual ke masyarakat luas, agar lebih banyak anak2 usia sekolah bisa terinspirasi dari tulisan-tulisan jujur ini,” jelas Ismi penuh semangat.
Tak hanya berhenti di sini, pihak sekolah juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi sekolah lain yang ingin belajar atau mengadopsi program serupa.
Kepala Dinas Pendidikan OKU melalui Kabid PTK, Taufiq Hidayat, S.Kom, MM, mengapresiasi langkah inspiratif ini.
“Buku ini bukan cuma tentang menulis, tapi tentang keberanian menyampaikan isi hati. Kami sangat bangga SMPN 10 OKU menjadi pelopor gerakan literasi yang menyentuh jiwa seperti ini,” ujarnya.
Taufiq berharap langkah SMPN 10 OKU bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain agar menjadikan literasi bukan sekadar formalitas, tapi sebagai sarana ekspresi yang menyeluruh.
“Selamat kepada SMPN 10 OKU. Ini buku perdana yang ditulis oleh seluruh siswanya, dan semoga semangat ini menjalar ke sekolah lainnya,” tambahnya.
Lewat buku ini, siswa-siswi belajar bahwa menulis bukan hanya soal kata-kata, tapi soal keberanian serta kejujuran untuk mengungkapkan isi hati dan menyentuh hati orang lain.(mg8)