Baturaja, Postkita.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah memulai uji coba kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di 34 sekolah, yang terdiri dari 17 SMA dan 17 SMK. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Sumsel dalam mendukung ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim. Salah satu sekolah yang ditunjuk adalah SMAN 4 OKU di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Pada Senin (3/2), SMAN 4 OKU telah meluncurkan uji coba kurikulum mulok ini. Kurikulum yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel bekerja sama dengan ICRAFT Indonesia tersebut, sebelumnya telah diperkenalkan kepada sekolah pelopor melalui bimbingan teknis di Palembang.
Kepala SMAN 4 OKU, Hj Jumiati, S.Pd, MM, bersama Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Mukthamira, S.Pd.Si, menjelaskan bahwa uji coba kurikulum ini akan dilaksanakan selama semester 2 pada kelas X dan XI, mulai bulan Februari hingga Mei 2025.
“Tujuan mulok ini adalah memberikan pendidikan tentang keberagaman pangan lokal di Sumsel, baik yang bersumber dari nabati maupun hewani. Uji coba ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, dan hambatan dalam penerapannya. Kami berharap kegiatan ini dapat membiasakan siswa untuk memanfaatkan lingkungan sekitar, terutama dalam penanaman pangan lokal sebagai upaya menghadapi perubahan iklim,” ungkap Jumiati.
Lebih lanjut, kurikulum tersebut akan direview berdasarkan masukan dari sekolah-sekolah yang ikut serta. Setelah melalui proses evaluasi dan perbaikan, Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim diharapkan diluncurkan secara resmi pada tahun pelajaran baru mulai Juli 2025 di Sumsel.
Pelaksanaan uji coba di SMAN 4 OKU mencakup empat unsur, yaitu budidaya, pengolahan, penyajian, dan pemasaran. Materi mulok yang dipelajari meliputi pangan lokal nabati seperti kangkung, cabe, terong ungu, cung, dan kacang panjang, serta pangan lokal hewani berupa lele.
“Pangan nabati ditanam di lahan belakang sekolah, sedangkan lele dibudidayakan di kolam depan sekolah dan di samping aula. Kami memanfaatkan lahan yang ada di sekitar sekolah untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai pemanfaatan pangan lokal,” tambahnya.
Dengan adanya uji coba kurikulum ini, diharapkan siswa dapat lebih mengenal dan memanfaatkan potensi pangan lokal sebagai salah satu strategi ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.(mg8)