Petani di OKI Bisa Panen 3 Kali Setahun Berkat Program Opla

OKI527 Dilihat

Menariknya, lahan seluas 2.500 hektare di desa tersebut dibuka oleh Asmar kala menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian OKI pada tahun 2011 lalu.

“Saya ingin bernostalgia di desa ini. Sekitar 2011 kita lakukan cetak sawah baru sekitar 1.600 hektare ditambah swadaya masyarakat. Alhamdulillah, sekarang bisa sama-sama panen raya,” kenangnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten OKI, Ir. Sahrul, M.Si, menjelaskan bahwa optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di OKI dimulai dengan tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi.

“Sehingga pada saat musim hujan, kondisi lahan tidak lagi terendam lama agar lahan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Sementara di musim kemarau masih ada cadangan air,” terang Sahrul.

Ia menambahkan bahwa Optimalisasi Lahan (Opla) di OKI diawali dengan proses Survey Identifikasi Desain (SID) lahan rawa. SID bertujuan untuk mengidentifikasi calon petani dan lokasi kegiatan hingga menyusun desain dan rencana infrastruktur lahan pertanian rawa dan pasang surut.

“Proses ini telah selesai dilakukan semua, hingga saat ini telah dilaksanakan implementasi dari SID itu berupa normalisasi saluran serta pembangunan tanggul,” ujar Sahrul.

Optimalisasi lahan yang dicanangkan Kementerian Pertanian, menurut Sahrul, merupakan salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan lahan untuk memproduksi padi.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi berupa pupuk dan bantuan pengolahan tanah,” tutupnya. (SF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *